**SUDAH DIKOLEKSI oleh Iwan (pondok bambu jakarta)
Gelang kayu nagasari tua yg tersimpan selama3 abad
NAGA WISESA adalah bentuk imajiner atau hayali, dibuat secara manual agar lebih terasa getaran nadinya, pada proses ahir menggunakan SANGLING"
PROSES SANGLING adalah proses ahir (Finising) penghalusan kayu
secara manual, alami tanpa menggunakan cat,melamik.pernis atau warna, Tapi
dengan cara penghaluskan berulang-ulang dengan menggunakan ampelas halus hingga
menggunakan daun pisang kering sama halnya
dengan mengkilapkan batu.
Diperlukan kesabaran dan waktu yg cukup lama dalam proses
Sangling untuk bisa mendapatkan hasil yang benar-benar maksimal, maksimalnya proses sangling akan memunculkan warna alami
yang kuat, tajam hingga urat atau warna kayu terdalam pun akan muncul dengan
mengkilap alami,
Keistimewaan finising
dengan cara di Sangling selain lebih matang warna alaminya, lebih klasik ,
juga semakin lama, semakin sering dipakai
akan semain terlihat tua, mengkilap, dan antik
Perawatannya pun sederhana cukup dibersihkan dengan kain
halus atau dengan daun pisang kering . Lalu mengapa harus dengan proses ahir
“sangling”
AWAL TERCIPTANYA
PROSES SANGLING terinspirasi dari
sebuah pemahaman tentang Qolbu atau hati nurani, “hati adalah rumah Qolbu,
sementara Qolbu adalah alat penghubung antara manusia dengan Allah SWT dimana
setan dan malaikat pun tidak bias menembus atau mengetahuinya, saya memperumpamakan seperti bolham lampu, Qolbu adalah kawat
kecil yang menyala yg terhubung langsung dengan Tuhan, dimana setrum atau
intruksi Tuhan terhubung, sementara Hati adalah kaca pembungkus Qolbu, Setiap
kali seseorang melakukan sebuah dosa maka tak ubahnya penempelkan Noda hitam
pada kaca (hati) semakin sering melakukannya semakin banyak noda hitam yg
menempel hingga menutupi cahaya lampu (Qolbu) sehingga intruksi dari Tuhan tak
lagi bias diterima dengan jelas, semakin ditumpuknya noda hitam maka semakin
gelaplah hati, manusia yang hatinya gelap maka segala bentuk nasehat kebaikan
akan dengan mudah diabaikan, bahkan yang hatinya sudah ber KERAK dia akan
memusuhi kebenaran itu,
“semoga Allah SWT menjauhkan kita dari kelompokmanusia
berhati gelap”
lalu.. ketika manusia
melakukan perbuatan Baik (amal kebaikan) sama dengan melepaskan sebutir noda yg
melekat dihati, semakin sering melakukan kebaikan maka noda-noda hitam yang
menempel akan bersihkannya satu persatu, hingga hati kembali bening, dan
cahaya dan intruksi dari Tuhan kembali
terdengar, semakin sering dibersihkan,semakin indah warna aslinya,langkah-langkah
hidupnya tertata rapih untuk mendapat keridhoan Tuhan Allah SWT,
Teman temannya, sahabatnya adalah orang-orang yg baik,
karena kebaikan dan keburukan ibarat minyak dengan air tak akan menyatu
walaupun dimasukan dalam satu wadah,
SANGLING adalah perubahan bukan tempelan seperti melamik
atau cat yg melapisi,bukan Topeng yang menutupi, sangling adalah membersihkan
sebuah noda, menghaluskan bentuk , sehingga dapat memunculkan warna,karakter
dari fitrah alaminya, akan menjadi antik dan menarik baik manusia ataupun benda, tidaklah menjadi
heran,aneh,atau mustahil jika manusia yg hatinya sudah bersih (bening) akan dapat
melihat alam kegoiban, alam mukasafah, minimalnya indra keenam (mata batin)nya
akan hidup dan tajam, seperti kayu yang disangling semakin lama semakin
mengkilap, klasik ,menarik dan antik, @ Demikian Sakatatal Art menjadikan
Sangling sebagai proses Ahir (finising-wood art)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar