Sakatatal Art


Lihat Sakatatal Art di peta yang lebih besar

Senin, 31 Desember 2012

Gelang Kayu Nagasari 'NAGA WISESA










**SUDAH DIKOLEKSI oleh Iwan (pondok bambu jakarta)

 Gelang kayu nagasari tua yg tersimpan selama3 abad 
NAGA WISESA adalah bentuk imajiner atau hayali, dibuat secara manual agar lebih terasa getaran nadinya, pada proses ahir menggunakan SANGLING"

PROSES SANGLING adalah proses ahir (Finising) penghalusan kayu secara manual, alami tanpa menggunakan cat,melamik.pernis atau warna, Tapi dengan cara penghaluskan berulang-ulang dengan menggunakan ampelas halus hingga  menggunakan daun pisang kering sama halnya dengan mengkilapkan batu.

Diperlukan kesabaran dan waktu yg cukup lama dalam proses Sangling untuk bisa mendapatkan hasil yang benar-benar maksimal, maksimalnya  proses sangling akan memunculkan warna alami yang kuat, tajam hingga urat atau warna kayu terdalam pun akan muncul dengan mengkilap alami,
 Keistimewaan finising dengan cara di Sangling selain lebih matang warna alaminya, lebih klasik , juga  semakin lama, semakin sering dipakai akan semain terlihat tua, mengkilap, dan antik
Perawatannya pun sederhana cukup dibersihkan dengan kain halus atau dengan daun pisang kering . Lalu mengapa harus dengan proses ahir “sangling”
AWAL TERCIPTANYA  PROSES SANGLING  terinspirasi dari sebuah pemahaman tentang Qolbu atau hati nurani, “hati adalah rumah Qolbu, sementara Qolbu adalah alat penghubung antara manusia dengan Allah SWT dimana setan dan malaikat pun tidak bias menembus atau mengetahuinya, saya  memperumpamakan  seperti bolham lampu, Qolbu adalah kawat kecil yang menyala yg terhubung langsung dengan Tuhan, dimana setrum atau intruksi Tuhan terhubung, sementara Hati adalah kaca pembungkus Qolbu, Setiap kali seseorang melakukan sebuah dosa maka tak ubahnya penempelkan Noda hitam pada kaca (hati) semakin sering melakukannya semakin banyak noda hitam yg menempel hingga menutupi cahaya lampu (Qolbu) sehingga intruksi dari Tuhan tak lagi bias diterima dengan jelas, semakin ditumpuknya noda hitam maka semakin gelaplah hati, manusia yang hatinya gelap maka segala bentuk nasehat kebaikan akan dengan mudah diabaikan, bahkan yang hatinya sudah ber KERAK dia akan memusuhi kebenaran itu,
“semoga Allah SWT menjauhkan kita dari kelompokmanusia berhati gelap”
 lalu.. ketika manusia melakukan perbuatan Baik (amal kebaikan) sama dengan melepaskan sebutir noda yg melekat dihati, semakin sering melakukan kebaikan maka noda-noda hitam yang menempel akan bersihkannya satu persatu, hingga hati kembali bening, dan cahaya  dan intruksi dari Tuhan kembali terdengar, semakin sering dibersihkan,semakin indah warna aslinya,langkah-langkah hidupnya tertata rapih untuk mendapat keridhoan Tuhan Allah SWT,
Teman temannya, sahabatnya adalah orang-orang yg baik, karena kebaikan dan keburukan ibarat minyak dengan air tak akan menyatu walaupun dimasukan dalam satu wadah,
SANGLING adalah perubahan bukan tempelan seperti melamik atau cat yg melapisi,bukan Topeng yang menutupi, sangling adalah membersihkan sebuah noda, menghaluskan bentuk , sehingga dapat memunculkan warna,karakter dari fitrah alaminya, akan menjadi antik dan menarik baik  manusia ataupun benda, tidaklah menjadi heran,aneh,atau mustahil jika manusia yg hatinya sudah bersih (bening) akan dapat melihat alam kegoiban, alam mukasafah, minimalnya indra keenam (mata batin)nya akan hidup dan tajam, seperti kayu yang disangling semakin lama semakin mengkilap, klasik ,menarik dan antik, @ Demikian Sakatatal Art menjadikan Sangling sebagai proses Ahir (finising-wood art)